PERJALANAN USAHA TOKOKU
PRAKATA
Tulisan
ini saya maksudkan untuk sekedar mengenang perjalanan usaha yang kami Jalani
hampir 15 tahun. Sebagai evaluasi dan belajar menuangkan isi pikiran saya dalam
tulisan. Jika tulisan ini agak janggal dan kurang memenuhi kaedah penulisan
yang baik mohon dimaklumi. Semoga
tulisan ini bisa menghibur atau menginspirasi para pembaca atau sekedar sharing
pengalaman. Mugkin ada yang mempunyai pengalaman yang sama, semoga bisa
menguatkan perjuangan membesarkan warung kalian.
SEJARAH SINGKAT
Tahun
2010 akhir Ketika orang orang sibuk membersihkan rumah dari debu letusan gunung
Merapi, aku membaca di surat kabar terbitan Yogyakarta, disitu tertulis Kubu
Raya siap meneima trnsmigran dari korban letusan gunung Merapi. Ketika itu kami
masih tinggal di rumah orang tua rupanya istriku tertarik untuk ikrut
transmigrasi walaupun istriku tidak pernah pergi kesawah karena sejak kecill
tinggal di Tengah kota Yogyakarta. Tapi karena semangat untuk hidup mandiri dan
memulai hidup sebagai keluarga baru kami nekad mendaftar ikut transmigrasi.
Kami mendaftar di DEPNAKERTRANSOS magelang karena aku asli magelang tepatnya kecamatan Srumbung.
Kami
mendaftar untuk keberangkatan tahun 2011, namun beberapa hari setelah mendaftar
kami menerima telpon dari DEPNAKERTRAN mereka menawarkan kepada kami jika kami bersedia
kami bisa berangkat tiga hari lagi karena ada calon transmigran yang
mengundurkan diri padahal sudah hampir berangkat. Setelah mereka menjelaskan
daerah tujuan kamipun bersedia untuk menggantikan walau persiapan hanya 3 hari.
Kami segera melengkapi surat- surat yang dibutuhkan dan mempersiapkan barang-barang
yang akan dibawa.
Tiga
hari kemudian kami berangkat ke transito magelang . Disitu kami berkumpul
dengan calon transmigrant lain untuk mendapatkan pembekalan dan sore harinya
kami diberangkatkan ke semarang dengan naik bis. Pada hari itu juga sampailah
kami di transito semarang. Meskipun sudah mendapat penjelasan tentang tempat
yang akan dituju sebenrnya kami masih tidak tahu apa yang akan terjadi ditempat tujuan. Namun harapan untuk
merubah Nasib itulah yang menguatkan semangat kami.
Tiga
hari disemarang kami mendapatkan pembekalan terutama tentang pertanian.
Kebersamaan dengan saudara saudara baru
yang ingin merubah Nasib ini sungguh menyenangkan. Energi positif dari orang
orang yang penuh pengharapan dan
kegembiraan tampak nyata. Tidak tampak perasaan kuatir tentang sulitnya hidup ditempat yang baru .
Kamipun sudah tidak sabar ingin segera sampai di tempat yang baru.
Setelah
selesai pembekalan kami diberangkatkan ke KALIMANTAN BARAT dengan kapal LEUSER.
Bulan itu adalah bulan November ombak di laut cukup ekstrim. Banyak dari kami
yang mabuk di kapal. Sampai di Pontianak kami menunggu di tempat transit lagi
hingga di berangkatkan ke Kapuas Hulu pada sore harinya. Tidak semua ke Kapuas
Hulu tapi ada juga sebagian yang ke kabupaten Melawi. Semalam penuh perjalanan
kami dengan jalan yang masih belubang lubang hingga banyak yang mabuk darat.
Tapi syukkurlah kami semua sampai ke Kapuas Hulu tepatnya di kecamatan kalis
dengan selamat dapat melihat dan berdiri tempat yang sudah dirindukannya .
namun barang barang kami belum sampai, semalaman kami tidur dirumah baru tanpa
selimut.
Sesampai
di Lokasi kami sisambut dengan meriah oleh pejabat DISNAKERTRANSOS KAPUAS HULU
dan pejabat dari desa hingga kecamatan. Dan kamipun bergabung dengan
transmigran local dengan suasana penuh kehangatan.
MEMBUKA WARUNG
Hari
hari berlalu dan kamipun mulai mencoba menggarap lahan di sekitar rumah dengan menanam
sayuran walaupun kami sudah tahu kalau tidak mudah menanam di tanah gambut
namun kami masih yakin mampu menahlukkan hambatan itu. Setelah bebulan-bulan
kami baru mengakui bahwa menanam di lahan gambut tidak mudah, perlu usaha dan
modal yang lebih. Waktu jatah hidup masih ada kami tidak terlalu bermasalah
dengan kebutuhan makan karena masih disuplai oleh pemerintah. Sestelah jatah
hidup hampir selesai sementara hasil tanaman kami tidak sesuai harapan, kami
mulai sadar dan berusaha untuk bekerja selain Bertani.Sebagian bekerja di
sawmill, ada yang bekerja di proyek- proyek pemerintah ada yang bekerja di toko
ada juga bekerja ikut orang-orang kaya dikota. Ada juga yang buka warung kecil-
kecilan termasuk saya dan istri. Kini kami mulai realistis, harapan harapan
yang dulu ada ternyata tidak nyata. Dan kini harus menghadapi realiatas yang
ada. Ada yang menyerah dan ada yang tetap berusaha.Seperti kawan kawan yang
lain, kamipun mencari pekerjaan di luar. Kami pernah bekerja di toko dan
bengkel tapi tidak tahan lama.
Setelah
beberapa bulan kerja kami berhenti bekerja . dengan sedikit tabungan kami buka warung dirumah.
Kami jebol dinding dan jendela rumah
lalu kami ganti pintu lipat dari papan seadanya sehingga bisa dibuka lebih
lebar.
Kami
mulai belanja gula, kopi, minyak, sabun, snack, rokok dll secara ecer agar memperoleh banyak
macam barang. Kami mengambil untung rata rata seribu per barang. Omset awal
perhari tidak sampai 100ribu sampai berbulan-bulan, ini dikarenakan banyaknya
warung dan pada waktu itu jatah hidup masih ada. Rupanya usaha warung itu
menjadi dambaan banyak orang di Lokasi transmigrasi ini. Dengan hasil sekian
rupanya tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari apalagi saat itu kami sudah
kredit motor. Aku Kembali mencari kerja
di toko sementara istri yang jaga warung. Pulang dari kerja belanja di pasar. Pada
hari minggu pas libur kami belanja bersama istri. Kalau aku belanja sendiri
tidak banyak yang aku beli hanya barang -barang pokok saja.
Seiring
berjalannya waktu banyak warung yang mulai tumbang, karena pengelolaan keuangan
yang tidak sehat, seperti banyaknya kasbon dan modal banyak yang kemakan.
Dengan banyaknya warung yang tutup pelanggan warung kami bertambah. Penghasilan
dari warungpun bertambah, belanja makin banyak sehingga kesulitan untuk
membawa. Dari situ kami membuat rencana untuk membuat warung dan membeli roda
empat. Lalu kami memprioritaskan utuk membuat warung yang ditembok terlebih dahulu.
Selesai
membangun warung di samping rumah kami langsung pindah kan barang barang
dagangan kami. Dengan tempat yang lebih luas dan lebih bagus membuat warung
kami tidak dipandang sebelah mata.pelanggan makin banyak, penghasilan pun makin
besar tetangga ada yang ingin membantu dan kamipun terima sebagai penjaga
warung. Pertama satu orang kemudian adalagi yang mau masuk dan kami terima.
Keinginan
untuk kredit pick muncul Kembali. Kami mencari informasi ke dealer Mitsubishi
dan menanyakan bagaimana cara mengkredit mobil dan syarat syaratnya. Tapi
sebelum ke dealer kami ke BRI untuk kemungkinan kredit lewat bank. Namun
setelah dipikir lebih jauh kami memutuskan untuk kredit lewat dealer saja. Itu
terjadi setelah 5 tahun warung berjalan.
Pik up ini sangat penting agar dapat belaja lebih banyak dan tentunya lebih
enak dari pada pakai motor.
Kami
ingin membangun warung yang lebih besar dan lebih indah untuk mengikuti
perkembangan jaman. Agar kelihatan modern kami membuat warung kelihatan bersih
dan rapi dengan penerangan yang baik , rak juga terbuat dari besi sehingga
mirip dengan mini market. Agar kelihatan lebih modern lagi kami melengkapi
dengan alat kasir seperti computer , barkot scanner dan printer. Dan setelah hampir sepuluh tahun
akhirnya bisa terwujud.
Tantangan
yang kami hadapi saat ini adalah jumlah pelangggan sulit bertambah karena
jumlah penduduk disekitar bukannya bertambah tapi makin berkurang. Banyak yang
tidak bertahan akhirnya pulang ke jawa. Ada juga yang pulang ke rumah asalnya
dikampung orang tuanya, ini yang transmigran local. Kami berusaha untuk
mempertahankan pelanggan yang masih ada dengan pelayanan yang baik dan kualitas
barang yang baik juga.
Yang
sedang kami pikirkan saat ini adalah mencari alternatif untuk meningkatkan
penghasilan agar tetap bisa hidup ditengah inflasi. Memperbesar warung
sepertinya bukan Solusi, membuka warung ditempat lain tidak mudah juga. Membuat
usaha baru yang berbeda mungkin sebuah alternatif yang bisa dicoba.
PENUTUP
Membangun
usaha memerlukan ketekunan , kedisiplinan dan kesabaran. Sebuah usaha seperti
warung sembako ini saja butuh bertahun- tahun untuk mendapatkan pelanggan dan
penghasilan yang konsisten. Usaha meskipun kecil tidak bisa dijalankan menurut
kemauan sendiri contohnya jam buka tidak bisa semaunya sendiri tetapi harus
ditentukan jamnya dan dijalani dengan konsisten
tidak hanya mengikuti perasaan. Kalau tidak sabar pasti akan menyerah
diawal karena kita tidak bisah langsung mendapat penghasilan yang cukup besar.
Manajeman
keuangan harus dikuasai, kalau tidak kita akan mengira penghasilan kita besar padahal
itu adalah termasuk modal. Apalagi kalau keuangan dicampur antara uang pribadi
dan uang usaha pasti akan cepat gulung tikar. Yang lebih parah lagi kalau kita
tidak tegaan uang modal kita akan habis ditangan orang yang suka berhutang.
Banyak warung yang gulung tikar karena ini.
Hidup
ini penuh dinamika dan ini harus kita syukuri kadang kita dapat banyak kadang
sedikit, kadang lancar kadang tersendat, kadang ramai kadang sepi. Demikian
terus berputar dan itu harus kita sadari sebagai hal yang biasa sesuai dengan
irama alam. Seperti alunan music kadang nada tinggi kadang sedang kadang rendah
tapi kalau digabungkan dengan harmonis
menjadi suara yang indah.
Komentar
Posting Komentar